Sekedar cerita…. Di dekat rumahku ada penjual martabak dan terang bulan yang cukup enak. Beberapa tahun lalu, bapak dan ibu ini memulai usahanya dari sebuah terop kecil, yaitu dipinggir jalan. Aku dan keluargaku sering membeli martabak dan terang bulang di tempat mereka (karena kebetulan tempatnya dekat rumah juga). Setelah beberapa bulan or beberapa tahun….aku lupa juga tepatnya hahaha *karena udah lama sekali*, mereka berhasil menyewa tempat yang lebih bagus, bukan sekedar di pinggir jalan dan di terop saja…tapi sudah masuk ke dalam ruang dalam, meskipun masih kecil tempatnya.

Bapak ibu ini bekerja giat demi anak2nya sehingga mereka bisa bersekolah, sehingga mereka semua bisa mempunyai kehidupan yang layak. Terkadang ramai, terkadang sepi…tapi mereka terus bekerja dan tidak menyerah. Suamiku terkadang bercerita2 dengan pak martabaknya, aku juga pernah lihat anaknya yang kecil. Tentunya sebagai orang tua ada tanggung jawab yang harus dipikul yah, karena itu mereka bertekun tetap bekerja meskipun terkadang jualannya sepi. Kulihat, setelah bertahun-tahun dia memulai usaha dari awal, akhirnya tahun ini usahanya mulai maju dan semakin banyak pembeli yang datang. Sehingga sekarang, saat terakhir aku membeli disana…mereka sudah bisa mengecat ruang tempat mereka berjualan dengan warna baru, sudah ada beberapa penjual tambahan yang dipekerjakan dengan memakai seragam!! Wow…jadi terlihat lebih profesional!! Aku senang sekali kalau melihat orang yang memulai segala sesuatunya dari nol sampai jadi berhasil ^_^. Ada banyak orang2 disekelilingku yang memulai usaha dari nol, dan dengan ketekunan, pantang menyerah..akhirnya usaha mereka bisa berhasil. Hebat…aku sungguh acung jempol untuk mereka2.

Nah dari sinipun aku belajar untuk selalu berTEKUN dalam apapun yang kukerjakan!! Kalau bagiku pribadi, ketekunan itu tetap harus disertai dengan DOA. Dengan bertekun kita belajar untuk bersabar dan berusaha. Dengan berdoa kita mendapat kekuatan dan hikmat dari Sang Pencipta. Hasil manis tidak bisa selalu kita petik dalam waktu singkat. Mungkin bahkan dibutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum kita memetik hasil yang manis. Banyak tetes keringat dan air mata yang mungkin kita rasakan… Ada kegagalan dan mungkin juga penolakan yang kita alami… Tapi bila semuanya ditanggapi secara positif maka kita akan memperoleh dampak yang positif pula. Kita bisa semakin tumbuh dan berkembang, meskipun dari hal-hal sulit yang kita alami. Gunakan semua batu yang dilempar pada kita untuk bisa menjadi batu loncatan (itu salah satu pribahasa yang bagus yang pernah kubaca). Jangan mudah berputus asa, bangkit kembali bila terjatuh. Bertekunlah hingga kita bisa mencapai apa yang ingin kita raih. Berdoalah agar kita boleh selalu melangkah dijalan yang benar sesuai pimpinanNya.

Cerita ini ingin kubagi, karena aku cukup tersentuh dengan keberhasilan pak martabak di pinggir jalan, yang akhirnya bisa menyewa tempat dan punya pegawai sendiri ;). Janganlah melihat sesuatu yang manis saja, tapi lihat juga setiap perjuangan dibaliknya, karena dari situlah kita justru bisa belajar banyak. Ayo temans…mari bertekun dalam usaha kita, dan jangan lupa berdoa ^_^. Bersyukur dalam apapun yang kita alami, dan berpikirlah secara positif!! Semangat!!!

 

Play with clay, Piet’s Art touch the heart with art

5 thoughts on “Bertekun sambil Berdoa

  1. Met kenal, Piet ^^ (sebuah kebetulan yg lucu gw jg pny nama panggilan “pit” hehe)
    Sekedar mau sharing, soal “bertekun sambil berdoa”…gw ibu satu anak yg bertekun dlm dunia clay buat nyari2 tambahan bulanan disamping jadi suami. Dan bersyukur banget nemu buku Piet di gramed kemaren. Slm ini hasil karya gw msh kaku n srg bgt mentok ide. Skrg tiap saat buka2 buku itu jd terinspiring bgt hohoho thankyou so much, Piet ^^

    1. Salam kenal juga Pit hihihi ^_^
      Menyengankan ya kalau kita bisa bekerja di rumah sambil jaga anak, apalagi kalo bisa menghasilkan penghasilan tambahan :).
      Syukurlah kalau bukunya bisa berguna yaa… Ayo kita sama-sama berkreasi dan berkarya… \^_^/

  2. Hi….
    Saya Stefanie, klas V SD. Tante disekolahku disuruh buat asbak dari clay. Saya beli DAS lalu nemu buku tante, tp susah banget buat nirunya. Kasih contoh yg gampang dong tante. 1 lagi, ada clay yg murah nggak buat belajar krn saya tdk mau memberatkan papa.
    Thanks
    Stefanie
    SD Taman Rama
    Denpasar

    1. hai juga
      DAS emang clay yg agak liat, mgkn biar lebih lunak km campur air dikit lalu diuleni lagi.
      Waduh…untuk contoh, sori banget aku masih belum bisa bikin. Km coba aja bikin bola lalu tekan bagian tengahnya, kan udah bolong tuh, tinggal kamu rapikan sehingga bisa ada cekungan yg bisa kamu bentuk menjadi asbak.
      DAS paperclay itu clay yg sudah cukup murah. Kalau mau lebih murah, mgkn km bisa eksperimen bikin sendiri menggunakan clay tepung. Untuk takaran clay tepung, mgkn stefanie bisa cari buku2 karangan Indira kali yaa…disana ada takarannya. Aku tdk membuat clay tepung soalnya :). Selamat mencoba yaa…

Leave a Reply to Lita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *