Perjalanan ke Bali hari ke 2 di Ubud dimulai. Pagi hari kami merancang untuk membuat layang-layang. Kebetulan di hotel tempat kami menginap ada kelas membuat layang-layang dan kelas wood carving. Wood carving…?? Owww…tentu saja aku yang kepingin mencoba hihihi ;p. Jadi setelah membuat layang-layang bersama, aku mendaftar untuk ikut kelas wood carving. Harga kelasnya 50rb/ jam.

Tenaga pengajar yang disediakan hotel sangat ramah. Mereka berasal dari penduduk sekitar pastinya. Kami berkenalan dengan mereka. Nama mereka adalah bli Kadek (semoga tulisannya ga salah), pak Nyoman. Pertama kita belajar dulu membuat layang-layang. Yang disiapkan adalah rangka bambunya. Satu per satu dirakit hingga menjadi bentuk layang-layang yang dimau. Ini adalah contoh pola yang kita pilih. Re memilih yang bentuk kodok sederhana, Ken memilih bentuk burung.

Ini adalah rangka bambu yang sudah jadi. Aku dan ken belajar bersama bli Kadek, Re dan papa belajar bersama pak Nyoman. Membuat rangka bambu-nya menurutku cukup sulit karena harus seimbang semua bagiannya. Maklum tidak pernah membuat layangan hahahhaa :D. Bli Kadek ini sudah belajar membuat layangan dari sejak SD….woww….anak2 di desa ubud ini memang sudah terbiasa membuat layangan sejak SD. Kadang ada perlombaan layangan juga di sini, tapi yang dilombakan adalah layang-layang besarrr… Mendengar ceritanya sangatlah menarik hihihi….apalagi re dan ken terlihat senang sekali mengamati bli Kadek dan pak Nyoman membuat layangan. *Namanya sih kita belajar, tapi pada teknik pelaksanaannya….lebih banyak mereka yang membuat hahaha….kami tidak terlalu mahir, jadinya lebih enak mengamati :D*

Nah..ini proses menempelkan plastik untuk melapisi rangka bambunya. Plastik ini khusus untuk layang2. Kalo pakai kertas, layang2 akan cepat rusak ketika jatuh di air, karena itu kebanyakan sekarang menggunakan plastik untuk lapisannya. Menempelkan plastiknya ternyata tidak perlu lem. Cuma ditutulkan panas sedikit pada plastik lalu ditekan benar, plastiknya udah menempel. Ini ken belajar dan mencoba untuk menempel juga lho :D.

Membuat layangan ternyata lebih dari 1 jam hihihi…anak2 mulai tidak sabar untuk menerbangkan layang2nya. Ini adalah layangan burung yang telah jadiii yayyy….siap untuk diterbangkan ^_^. Asyik juga ternyata yaaa…. Yang punya re juga sudah selesai, bentuknya lebih sederhana dan mudah, tapi tetap semuanya harus seimbang jika ingin terbang tinggi.

Kami semua lalu menuju ke sawahhh :D. Kata bli Kadek, angin yang bagus harus diatas jam 12 siang. Kami membuat dari jam 10.30, dan selesai lebih dari jam 12, karena itu kami bisa langsung menerbangkan layang2nya. Menunggu angin yang pas….. yakkkk…. terbanggggg….. layang2nya terbang tinggiiiii dilangittttt…. *senang senang senang :D*. Wooo hoooo……semakin tinggi lagi terbangnyaa..layangan pertama yang burung berhasil terbang dengan mulus ^_^. Giliaran layangan yang kodok diterbangkan, ehhh…ternyata bolak balik jatuh mulu. Penerbangannya tidak semulus layang burung…pak Nyoman sampai beberapa kali nyemplung di sawah untuk mengambil layangan yang jatuh :p. Akhirnya karena tidak bisa terus, layangan kodoknya diganti sama yang baru. Bli Kadek membuatkan lagi bentuk ikan. Nah kalau dilihat, layang burung ini terbangnya stabil dan tidak banyak gerak. Kalau layang ikan, lebih menari2 ketika diterbangkan. Ternyata memang itu karakter bentuk layang2nya…oww lucu juga ternyata yaa *nambah pengetahuan nih*.

Re dan ken senang sekali melihat layang2 yang terbang tinggi di atas. Kata bli Kadek, biarkan aja layang2 diatas sampai sore, tali diikatkan dipohon aja. So…kita ikat layang2 dipohon. Beberapa saat kemudian papa datang melapor, layan2 ken yang ikan ternyata terbang karena senarnya lepass hikss :'(, tp gpp deh ya ken…kapan2 kita buat lagi sama2 *bukan sekarang tapinya yaaa.. :D*. Setelah ini, aku yang lanjut kelas wood carving ;). Foto lengkapnya tunggu sampai aku berhasil upload di Surabaya yaa ;D. *foto sudah lengkap semua sekarang ^_^*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *